Jensen Huang lahir di Taiwan pada 1963. Namun, akibat situasi tahun 1970-an di Asia Tenggara tidak kondusif, dia saat usia 9 tahun diajak keluarga pindah ke Amerika Serikat.
Ketika di AS, Huang masih minim pengetahuan bahasa Inggris. Beruntung, dia punya seorang ibu yang mau mengajarkan bahasa Inggris dari hari ke hari.
Sukses Berkat ibu
ADVERTISEMENT
SCROLL TO RESUME CONTENT
“Ibu mengajari bahasa Inggris untuk mempersiapkan kami (red, Huang dan kakaknya), meski ibu juga gak begitu jago. Setiap hari dia memberi 10 kata dalam bahasa Inggris, untuk dipelajari arti dan pelafalannya.
Berkat cara ini, Huang pun bisa lancar berkomunikasi, sekalipun tak membuat dirinya bebas dari perundungan teman. Kepada New Yorker, Huang bilang saat itu memang dia target bully karena berasal dari Asia, keturunan China, dan belum fasih berbahasa Inggris.
Meski begitu, dia tetap menjalani hari dan bisa mengembangkan ketertarikannya di dunia teknologi. Selama di AS dia tercatat pernah kuliah di Oregon State University jurusan elektro.
Setelah lulus, dia langsung bekerja di perusahaan Advanced Micro Devices, selama bertahun-tahun. Barulah setelahnya dia mendirikan perusahaan chip Nvidia pada 1993 hingga sukses seperti sekarang.
Di titik kesuksesan ini, Huang mengungkap rasa terima kasih tak terhingga ke orang tua. “Saya adalah produk dari mimpi dan aspirasi kedua orang tua,” kata Huang.
Kesederhanaan
Meski sudah sukses, Huang tetap rendah hati. Dia tak suka memamerkan kekayaan dan berulangkali kepergok makan di kaki lima pinggir jalan. Pada Desember 2023 lalu, Huang diketahui mengunjungi tempat makan kaki lima di Hanoi, Vietnam. Mengutip Yahoo News, dia datang menggunakan pakaian santai dibalut kaos dan jeans warna hitam. Setibanya di sana, dia lantas menikmati makanan lokal yang bagi sebagian orang dinilai menjijikkan, yakni bekicot dan minuman kopi telur.
Menariknya, kunjungan ke kaki lima terlaksana atas inisiatif Huang sendiri. Dia menolak makan malam di hotel mewah yang sebelumnya sudah dipesan rombongan.
“Dia mengabaikan pesta makan malam mewah di hotel dan restoran kelas atas. Huang memilih makanan kaki lima dengan rasa yang berbeda,” kata Hoang Anh Tuan, diplomat yang menemani Jensen saat mengunjungi Vietnam.
Tentu saja, kebiasaan ini menjadi anomali karena mayoritas orang seperti Huang tak lagi seperti itu.
Harta konglomerat raksasa teknologi, Jensen Huang, terus meroket. Forbes (2024) mencatat dia berada di urutan ke-21 orang terkaya dunia dengan total kekayaan sebesar US$ 70,4 miliar atau Rp1.100 triliun, dari sebelumnya berada di urutan ke-37 dunia.
Hal ini tidak terlepas dari kerja ciamik Nvidia, perusahaan produsen semikoduktor, yang telah dimulainya sejak 1993. Di masa kini, Nvidia berperan penting dalam pengembangan berbagai teknologi modern, seperti penyuplai chip sektor kecerdasan buatan, metaverse, dan mobil otonom.
Pencapaian tersebut bukan hal mudah dan merupakan perjalanan panjang bagi Jensen Huang. Menariknya belum banyak orang tahu soal kisah hidup Huang yang bisa dipelajari, terutama soal orang tua dan kesederhanaan. (dbsb)
Sumber Berita : *dari berbagai sumber